sandal jepit, mungkin itulah yang terlintas di pikiran kita, saat mendengar kata "DAIMATU", ataukah membayangkan sebuah sudut kota megah di pulau jepang sana, atau mungkin suatu bidang ilmu dari tanah jepang? Yah, pemikiran orang berbeda-beda setelah mendengar kata ini.
tapi kalau di tempat saya lahir, di Magelang sana, DAIMAtu adalah brand sandal yang istimewa, yang telah teruji ketahanan nya, baik itu ketahanan sandalnya maupun ketahanan pabrik sandalnya, terbukti, sejak saya masih kecil, masih "umbelen" sampai saya merantau sekarang, sandal itu tetap hadir di tengah masyarakat daerah saya tinggal.
sandal ini sangat spesial, mulai dari bentuk, warna, dan juga design nya yang istimewa. Mungkin para designer sandal ini memang asli orang Jepang, yang terkenal akan kepintaran nya, atau mungkin para engineer nya jebolan Kawasaki Corp, yang melahirkan karya2 yang istimewa. How know`s?
Daimatu seperti Didier Drogba nya Chelsea, klub favorit saya, dia adalah Living Legend yang masih tajam di depan gawang, kalau daimatu , yang masih tajam di pasaran, dengan dibuktikan sangat laku keras. Tentunya di daerah saya tinggal
Tadi, ada kawan perantau yang melihat gambar sandal ini dari DP BBM saya, trus dia pun bertanya, darimana beli, ya udah kujawab aja jujur ini dari kemaren pas pulang kampung, pas belanja di warung tetangga, pas pula gag bawa sandal, trus pandangan tertuju pada warna merah menyala, seolah-olah dituntun untuk melihat ke arah the Living Legend ini. Dan Oh, nostalgia saya pun kembali hadir, mengenang masa2 sekolah dulu.
kawan saya ini pengen beli, mungkin ya, soalnya dia bertanya dari mana dapet sandal ini, emang pernah dia cari di sini, di Kep. Riau ini, gag ada toko/warung yang menjual nya. barang ini belum masuk pasar sini, mungkin udah sold out di jawa sana, jadi gag sempat dia untuk menyebrang melalui lautan luas. Nah, berangkat dari situ, saya terus berpikir, apakah sandal ini memiliki nilai ekonomis di sini untuk dipasarkan, karena system pemasaran sandal ini tanpa iklan di TV ataupun radio2. Yah,hanya dengan pengalaman memiliki sandal ini, si pemakai akan mendapatkan pengalaman yang tak ditemui di brand lain.
Bagaimana mungkin system ini dilakukan untuk membuka pasar di sini, jadi memang harus memakai system lain, misalnya di sosmed. Yah, beda zaman memang beda system pemasaran.
Apakah patut di coba???